Senin, 06 April 2015

MAKALAH PORIFERA SMP






MAU TAU FB ADMIN KLIK DISINI 
MAU REQUEST MAKALAH YANG KALIAN INGINKAN SILAHKAN DAFTAR DAN TULIS JUDUL MAKALAH YANG KALAIAN INGINKAN DISINI

 
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas pertolongan, rahmat dan karuniaNYA penyusuna makalah ini selesai kami susun sesuai dengan apa yang diharapkan, dan tak lupa kami ucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut membantu penyusunan makalah tentang “PORIFERA”

Penyusunan makalah ini tidak lain bertujuan untuk mengenalkan tentang porifera dikalangan pelajar dan generasi muda dan yang terakhir kami sebagai penulis tidak lupa mohon saran dan kritik dari segala kekurangan baik itu dari susunan makalah, isi ataupun kosa kata yang terdapat pada makalah ini.
Terimakasih.



Penulis














DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................................... 1
Daftar isi................................................................................................................................ 2
BAB I
a)      Latar Belakang........................................................................................................... 3
b)      Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
c)      Tujuan........................................................................................................................ 4
d)     Manfaat...................................................................................................................... 4
BAB II
PORIFERA
a)      Karakteristik Umum.................................................................................................. 5
b)      Ciri Tubuh.................................................................................................................. 5
c)      Contoh Contoh Porifera............................................................................................ 6
d)     Proses Pencernaan Makanan...................................................................................... 8
e)      Sistem Pernafasan...................................................................................................... 8
f)       Sistem EskresI........................................................................................................... 8
g)      Sistem Reproduksi..................................................................................................... 9
h)      Sistem Saluran Air..................................................................................................... 10
i)        Sistematika................................................................................................................. 11
j)        Peranan...................................................................................................................... 13
BAB III
PENUTUP
a.       Kesimpulan................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porivera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat ”menangkap” partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih. Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu subsurat, harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain. Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan dewasa. Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli taksonomi, porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut parasoa.


B.  Rumusan Masalah

1.2.1        Bagaimana karakteristik umum porifera?
1.2.2        Bagaimana struktur tubuh porifera?
1.2.3        Bagaimana proses pencernaan makanan porifera?
1.2.4        Bagaimana sistem pernafasan porifera?
1.2.5        Bagaimana sistem ekskresi porifera?
1.2.6        Bagaimana sistem reproduksi porifera?
1.2.7        Bagaimana sistem saluran air porifera?
1.2.8        Bagaimana sistematika porifera?
1.2.9        Apa saja manfaat porifera?
C.  Tujuan
1.3.1        Agar siswa dapat menjelaskan karakteristik umum porifera.
1.3.2        Agar siswa dapat menjelaskan struktur tubuh porifera.
1.3.3        Agar siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan porifera.
1.3.4        Agar siswa dapat menjelaskan sistem pernafasan porifera.
1.3.5        Agar siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi porifera.
1.3.6        Agar siswa dapat menjelaskan sistem reproduksi porifera.
1.3.7        Agar siswa dapat menjelaskan sistem saluran air porifera.
1.3.8        Agar siswa dapat menjelaskan sistematika porifera.
1.3.9        Agar siswa dapat menjelaskan manfaat porifera.
D.  Manfaat
1.4.1        Siswa dapat menjelaskan karakteristik umum porifera.
1.4.2        Siswa dapat menjelaskan struktur tubuh porifera.
1.4.3        Siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan porifera.
1.4.4        Siswa dapat menjelaskan sistem pernafasan porifera.
1.4.5        Siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi porifera.
1.4.6        Siswa dapat menjelaskan sistem reproduksi porifera.
1.4.7        Siswa dapat menjelaskan sistem saluran air porifera.
1.4.8        Siswa dapat menjelaskan sistematika porifera.
1.4.9        Siswa dapat menjelaskan manfaat porifera.
BAB II
PORIFERA

A. Karakteristik Umum
Porifera (Latin: Porus = Pori, fer = membawa), tubuhnya berpori, diploblastik, simetri radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara mandiri (belum ada koordinasi antar sel yang satu dengan sel-sel lainnya). Fase dewasa bersifat sesil (menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan), dan berkoloni. Habitat umumnya air laut dan ada yang di air tawar (Famili Spongilidae). Bentuk tubuh: kipas, jambangan bunga, batang, globular, genta, terompet, dan lain-lain. Warna tubuh: kelabu, kuning, merah, biru, hitam, putih keruh, coklat, jingga (sering berubah tergantung tempat sinar). Mempunyai rongga sentral (spongoscoel). Jika disentuh terasa kenyal seperti sepon.
Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera sudah terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi), hal ini mencirikan organisme tersebut mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari Filum Protozoa. Porifera hidup secaraheterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan.

B.  Ciri Ciri Tubuh
Tubuhnya dipoblastik, tersusun atas:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib1wKugAKlCFJBXUCs_y0PtqyNf-vwsoWwfEfR1_2Xm1sXrkacFMA_2iiuWzcXi_c-sztwdDvOwh85C7p3XCVH5LNgkRqviMOGldY51heaDUZ0_Oa-xIazwgmqcRw1fui19P9tSs10C6A/s640/pencernaan+porifera.jpg
Lapisan luar (epidermis = epithelium dermal). Terdiri atas pinakosit = pinako-derma (berbentuk sel-sel polygonal yang merapat);Lapisan dalam, terdiri atas jajaran sel berleher (koanosit). Sel koanosit berfungsi sebagai organ respirasi dan mengatur pergerakan air. Di antara lapisan luar dan lapisan dalam terdapat mesophyl (mesoglea). Di dalam mesoglea terdapat organel-organel:
Gelatin protein matrik
Amubosit (sifatnya mobil/mengembara). Sel amubosit berfungsi untuk: (1) transportasi O2 dan zat-zat makanan, (2) eksresi dan (3) penghasil gelatin.
Arkeosit merupakan sel amubosit yang tumpul dan dapat membentuk sel-sel reproduktif.
Porosit / miosit terletak di sekitar pori dan berfungsi untuk membuka dan menutup pori.Skleroblast  berfungsi membentuk spikula.
Spikula merupakan unsur pembentuk tubuh.

C.Contoh-Contoh Dari Porifera
Porifera orange
http://8fb80e.medialib.glogster.com/media/341f8827f194f11682ff63f9c2d6c59c184bd1eb6fb12a289ee82d62d6028c21/porifera-orange.jpg
Sponges
http://www.lcsciences.com/news/wp-content/uploads/2014/08/sponges.jpg
phylum
http://smithsworldofscience.weebly.com/uploads/1/0/5/5/10557615/3609249.jpg?469
Phyla
http://collinkeegan.weebly.com/uploads/1/4/2/8/14281948/9474510.jpg?443
red sponge
https://www.tradebit.com/usr/stock-photos/pub/9002/1584966.jpg

D. Proses Pencernaan Makanan

Porifera bersifat holozoik, dan saprozoik. Partikel-partikel makanan menempel pada kolar. Pada saat itu mikrovili-mikrovili koanosit bertindak sebagai filter. Makanan yang telah di saring oleh filter tadi diolah di dalam vakuola makanan dengan bantuan enzim-enzim pencernaan (karbohidrase, protease, dan lipase).

E. Sistem Pernafasan
Alat pernafasan terdiri atas sel-sel pinakosit (bagian luar) dan koanosit (bagian dalam). Oksigen yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan keseluruh tubuh oleh sel-selamubosit. Porifera bernapas dengan cara memasukkan air melalui pori-pori (ostium) yang terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya, masuk ke dalam rongga spongocoel. Proses pernapasan selanjutnya dilakukan oleh sel leher (koanosit), yaitu sel yang berbatasan langsung dengan rongga spongocoel. Perhatikan Gambar 1. Aliran air yang masuk melalui ostium menuju rongga spongocoel membawa oksigen sekaligus zat-zat makanan. Pengikatan O2 dan pelepasan CO2 dilakukan oleh sel leher (koanosit). Selain melakukan fungsi pernapasan, sel leher sekaligus melakukan proses pencernaan dan sirkulasi zat makanan. Selanjutnya, air keluar melalui oskulum.

F. Sistem Ekskresi

Untuk pembuangan sisa- sisa metabolisme atau sampah tubuh, hewan spons juga belum mempunyai alat khusus. Dalam penelitian, ternyata zat- zat sampah yang berupa butir- butir itu dikeluarkan dari lingkungan internal tubuhnya oleh amoebosit. Kemudian, ke luar bersama aliran air melewati oskulum.
Seperti halnya Protozoa, maka proses pengaturan kadar air di dalam tubuh spons ini pun diatur oleh vakuola denyut. Mekanisme pengaturan kadar air dalam tubuh Porifera yang hidup di air laut tidak sehebat bila dibandingkan dengan Porifera yang hidup di air tawar. Oleh sebab itu, kadar kandungan vakuola denyut yang ada pada tubuh Porifera air tawar akan lebih banyak bila dibandingkan dengan Porifera Laut. (Kastawi dkk.2003)
Porifera banyak menghasilkan spikula yang dihasilkan oleh scleroblast (bagian dari gelatin mesenkim). Hasil sekresi yang berupa silika (zat kersik) atau karbonat (zat kapur) ini memiliki bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk monakson, tetrakson, poliakson, heksakson, atau benang-benang spongin. Spikula merupakan struktur tubuh yang berperan penting untuk membedakan jenis-jenis Porifera. Bentuk dan kandungan spikula ini digunakan sebagai dasar klasifikasi Porifera.
G. Sistem Reproduksi

Porifera berkembang biak melalui dua cara,pertama secara seksual, dan yang kedua secara non seksual.

1.Perkembangbiakkan secara seksual

Perkembangan secara seksual ini belum dilakukan dengan alat kelamin yangkhusus.Ovum dan spermatozoidnya berkembang dari sel-sel amubosit khusus yang disebut arkeosit.Ovum yang belum dibuahi atau yang sudah dibuahi oleh spermatozoid tetap tinggal didalam tubuh induknya (mesoglea).Setelah terjadi pembuahan, maka zygot akan mengadakan pembelahan berulang kali,akhirnya terbentuk larva berambut getar yang disebut amphiblastula, dkemudian ia akan keluar dari dalam tubuhnya melaui oskulum.Setelah amphiblastula ini tiba dilinhkungan eksternal,dengan rambut getarnya kemudian ia akan berenang-renang mencari lingkungan hidupnya (kaya dengan O2 dan zat-zat makanan).Larva ini kemudian akan berubah menjadi parenchymula.Bila telah menemukan tempat yang sesuai,maka ia akan melekatkan diri pada suatu objek tertentu dan selanjutnya tumbuh menjadi porifera baru.

2.Non Seksual

Perkembangan secara non seksual dilakukan secara : (1) membentuk tunas atau kuncup kearah luar yang kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru;dan (2) dengan membentuk kuncup kearah dalam (gemul=butir benih).Cara ini terjadi sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan.Gemuldibentuk dari sel arkeosit, dikelilingi oleh dinding tebal dari kitin dan diperkuat oleh spikula,serta dilengkapi oleh zat makanan.Cara reproduksi demikian umumnya ditemukan pada Porifera yang hidup di air tawar.


H. Sistem Saluran Air
Porifera mempunyai sistem saluran air, ada yang kompleks tetapi ada pula yang sederhana. Sistem saluran air dimulai dari pori dan diakhiri pada lubang keluar utama yang disebut oskulum. Sebelum air dikeluarkan melalui oskulum, air yang berasal dari segala jurusan tubuh itu terlebih dahulu ditampung di dalam rongga sentral (spongocoel ).
Berdasarkan sistem salurannya tersebut kita dapat membedakan Porifera menjadi tiga tipe, yaitu:
1.      Tipe ascon       : Merupakan Poripera dengan sistem saluran air sederhana,
                                 misalnya Leucosolenia. Tipe ini memiliki dinding tubuh yang
                                 tipis dengan lubang pori yang pendek dan lurus pada porocyte
                                 yang secara langsung spongocoel.
1.      Tipe sycon       : Merupakan Porifera yang memiliki dua tipe saluran air, tetapi
                                 Hanya saluran radialnya saja yang memiliki choanocyte, misalnya
                                 Pada Scypha.
1.      Tipe leucon      : Merupakan Poripera dengan tipe saluran air yang paling kompleks
                                  porifera tipe ini mempunyai lapisan mesoglea yang tebal dengan
                                  sistem saluran air yang bercabang-cabang. Choanocyte pada
                                  porifera tipe ini dibatasi oleh suatu rongga berflagel yang
                                  berbentuk bulat, misalnya pada Spongia.
Fungsi aliran ini adalah: (1) sebagai sarana dalam penyelenggaraan pertukaran zat (partikel-partikel makanan, O2, CO2, dan zat-zat sisa metabolisme dari daerah eksternal ke daerah internal dan sebaliknya; (2) sebagai sarana dalam pengeluaran benda-benda reproduktif dan penyebaran generasi. Sehubungan dengan aliran air ini, Porifera dalam ukuran sedang (10 cm), setiap harinya tidak kurang dari 2640 m3 air keluar masuk melalui tubuhnya. Pada leuconia (leucandra), bertipe leucon dengan tinggi 10 cm diameter 1 cm, dengan jumlah flagel 2.250.000, ternyata dapat memompa air sebanyak 22,5 liter/ hari, dan kecepatan air yang keluar dari oskulum sebesar 8,5 cm/ detik.


I. Sistematika
Berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya serta spikula, porifera terdiri atas 3 kelas dan 12 ordo,
1.      Kelas Calcarea atau Calcispongia
Hewan spons anggota dari kelas Calcarea memiliki spikula yang terbuat dari senyawa karbon carbonat (CaCO3) sehingga disebut juga dengan spons kalkareus (spons kapur). Semua spikulanya berbentuk relative sama dengan bentuk monaxon atau 3 sudut atau 4 sudut (triaxon dan tetraxon) yang adanya secara terpisah. Serabut-serabut sponging biasanya tidak ada. Ada yang memiliki tipe saluran air mulai dari askonoid, silkonoid dan leukonoid. Warna tubuh anggota Calcarea ada yang abu-abu gelap, kuning menyala, merah atau seperti warna bunga lavender. Ukuran tubuhnya relative kecil dengan tinggi tidak lebih dari 10 cm. hidupnya dapat ditemukan di sebagian laut di dunia, khususnya di perairan pantai yang dangkal.
Dalam kelas Calcarea terdapat 2 ordo yaitu :
a)      Asconosa (tipe askon yang kemudian berubah menjadi tipe rhagon/leucon). Contoh spesies: Leucosolenia.
b)      Syconosa (tipe sikon, tetapi kemudian berubah menjadi tipe rhagon/leucon).
Contoh spesies: Scypha.
1.      Kelas Hexactinellida atau Hyalospongiae
Hewan-hewan spns anggota dari kelas Hexactinellida sering dikenal sebagai spons kaca. Nama Hexactinellida diturunkan dari kenyataan bahwa spikula-spikulanya bertipe triakson dengan 6 ujung/cuatan atau keliatannya. Serabut-serabut silica tampak seperti penyekat, karenanya disebut spons kaca. Bentuk tubuhnya menyerupai vas bunga, cangkir atau kendi dengan tinggi sekitar 10-30 cm. spongocoel-nya sangat berkembang dan oskulumnya tertutup oleh plat seperti ayakan. Warna tubuhnya pucat. Contoh yang terkenal dari kelas ini adalah Euplectella aspergillum (keranjang bunga venus),Hyalonema longissimum.
      Struktur histologist berbeda dengan spons-spons yang lain. Seluruh permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air tertutupi bukan oleh pinakoderm melainkan oleh bingkai benang-benang synsytium yang melewati tonjolan-tonjolan spikula panjang.
Hexactinellida umumnya hidup pada laut sampai ke dalaman 200-1000 m, bahkan kadang-kadang dapat tertangkap (ditemukan) pada zona abisal (bagian laut paling dalam). Penyebarannya kosmopolit, karena dapat ditemukan di seluruh laut di dunia, hanya umumnya dominan di laut Antartika. Beberapa spesies udang (Spongicola venusta), Crustacea (Chorilla) dan Isopoda (Aega) dapat hidup secara komensal di dalam spongocoel Eup;ectella.
1.      Kelas Demospongiae
Kelas ini memiliki tubuh yang terdiri atas serabut atau benang- benang spongin tanpa skeleton. Kadang-kadang dengan spikula dari bahan zat kersik. Tipe aliran airnya adalah leukon. Demospongia merupakan kelas dari Porifera yang memiliki jumlah anggota terbesar. Sebagian besar anggota Desmospongia berwarna cerah, karena mengandung banyak pigmen granula dibagian sel amoebositnya. Contoh kelas ini antara lain Suberit sp., Cliona sp., Microciona sp., Spongilla lacustrisChondrilla sp., danCallyspongia sp.
Penyebarannya ditemukan mulai dari laut dangkal sampai laut dalam. Warna tubuhnya cerah yang diakibatkan oleh adanya granula-granula pigmen warna di amebosit. Tipe spikula dari spons Demospongiae sangat bervariasi mulai dari spikula silica, serabut sponging, atau kombinasinya keduanya. Kecuali dari genus Oscarella yang unik karena tidak memiliki spikula-spikula maupun serabut sponging. Spikula Demospongiae berbeda dengan Hexactinellida dalam hal besarnya ukuran spikula silica monakson atau tetrakson (tidak pernah triakson). Jika spikula dan serabut sponging ada maka biasanya spikula saling berhubungan atau terbenam dalam serabut sponging.
Semua anggota Demospongiae saluran airnya bertipe leukonoid dan eukonoid dan berbentuk irregular. Beberapa jenis ada yang berbentuk lembaran menempel pada substrat seperti Chondrilla, ada yang bercabang-cabang, ada yang berbentuk lembaran seperti Phillspongiae, ada yang berbentuk globe atau seperti cangkir, contohnya Peterion, atau berbentuk tubuler seperti Callispongia. Bentuk yang bervariasi tersebut mencrminkan adaptasinya terhadap keterbatasan ruang, substrat dan arus air. Ada suatu sebutan spons pengali, yang mampu mengebor sustrat coral atau cangkang Mollusca, seperti Cliona lampa dan Cliona celata.
      Dua family kelas Demospongiae yang hidup di air tawar. Family Spongillidae sebagian besar anggotanya hidup di air tawar, khususnya danau,sungai atau kolam yang tidak keruh. Pola pertumbuhannya berbentuk “encrusting”. Kadang-kadang berwrna hijau karena berendosimbiosis dengan Zoochlorella. Bahkan pertumbuhan spons dapat terhambat jika jumlah Zoochlorella kurang dari separuh. Contoh spesies yang hidup di air tawar antara lain: Spongilla lacustris, banyak di tempat yang bercahaya, dan Spongilla fragilis, umumnya menghindai adanya cahaya matahari
Family Spongiidae terdiri atas spesies-spesies yang terdapat di perairan tawar. Beberapa jenis diambil sebagai spons untuk mandi. Skeleton biasanya terdiri atas serabut sponging. Spongia dan Hipospongia merupakan dua genera dari kelas Demospongia yang memiliki nilai komersial.
Selain tiga kelas Porifera yang disebutkan beberapa ahli menambahkan satu kelas, yakni kelas Sclerspongia. Anggota dari kelas ini meliputi sebagian kecil hewan spons, yang biasanya hidup di celah-celah atau goa terumbui karang. System saluran airnya bertipe leukonoid. Menurut Storer dan Usinger (1957) spikulanya terbuat dari Kristal kalsium karbonat, namun buku lain ada yang menyebutkan terbuat dari silica atau serabut spongin. Spikula ini ditemukan di sekeliling jaringan hidup. Sementara beberapa ahli lain memasukkan kelompok ini sebagai anggota dari kelas Demospongia.
J. Peranan
Peranan Porifera, antara lain:
1.      Spons mandi dan alat penggosok.
2.      Potensi obat penyakit kanker.
3.      Sebagai makanan hewan laut lainnya.
4.      Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut.
5.      Sebagai hiasan akuarium.
6.      Dijadikan obat kontrasepsi (KB).
7.      Sebagai campuran bahan industri (kosmetik).
8.      Pengisi jok kendaraan bermotor.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.      Porifera (Latin: Porus = Pori, fer = membawa), tubuhnya berpori, diploblastik, simetri radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara mandiri Fase dewasa bersifat sesil, dan berkoloni. Habitat umumnya air laut dan ada yang di air tawar. Memiliki berbagai macam bentuk dan Warna. Mempunyai rongga sentral (spongoscoel). Jika disentuh terasa kenyal seperti sepon. Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera sudah terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi). Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton, porifera disebut juga sebagai pemakan cairan.
2.      Lapisan luar terdiri atas pinakosit. Lapisan dalam, terdiri atas koanosit. Di antara lapisan luar dan lapisan dalam terdapat mesophyl (mesoglea). Di dalam mesoglea terdapat organel-organel: Gelatin protein matrik, Amubosit, Arkeosit, Porosit, Skleroblast dan Spikula.
3.      Porifera bersifat holozoik, dan saprozoik. Partikel-partikel makanan menempel pada kolar. Pada saat itu mikrovili-mikrovili koanosit bertindak sebagai filter. Makanan yang telah di saring oleh filter tadi diolah di dalam vakuola makanan dengan bantuan enzim-enzim pencernaan (karbohidrase, protease, dan lipase).
4.      Alat pernafasan terdiri atas sel-sel pinakosit (bagian luar) dan koanosit (bagian dalam).
5.      Untuk pembuangan sisa- sisa metabolisme atau sampah tubuh, hewan spons juga belum mempunyai alat khusus. Dalam penelitian, ternyata zat- zat sampah yang berupa butir- butir itu dikeluarkan dari lingkungan internal tubuhnya oleh amoebosit. Kemudian, ke luar bersama aliran air melewati oskulum.
6.      Berdasarkan sistem saluran kita dapat membedakan Porifera menjadi tiga tipe, yaitu ascon, sycon, dan leucon.
7.      Berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya serta spikula, porifera terdiri atas 3 kelas, yaitu Kelas Calcarea atau Calcispongia, Kelas Hexactinellida atau Hyalospongiae dan Kelas Demospongiae
8.      Peranan Porifera, antara lain: Spons mandi dan alat penggosok, Potensi obat penyakit kanker, Sebagai makanan hewan laut lainnya, Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut., Sebagai hiasan akuarium, Dijadikan obat kontrasepsi (KB), Sebagai campuran bahan industri (kosmetik), Pengisi jok kendaraan bermotor,dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim A. 2014. file:///E:/filum-porifera-hewan-berpori-pori.html Diakses tanggal 1 Maret 2014
Anonim B. 2014 file:///E:/filum-porifera-pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-reproduksi-contoh.html Diakses Tanggal 1 Maret 2014

Asrori, Muhammad. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Wineka Media
Demospongiae. 2014. file:///E:/Demospongiae.htm Diakses tanggal 1 Maret 2014
Hibberd, Ty. Moore, Kirriliy. 2009. HIMI Benthic Invertebrate Field Guide. Australian Antartic Division. Kingston
Kastawi, Yusuf dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang :JICA Experts CPIU
Rusyana, Adun.  2011. Zoologi Invertebrata. Penerbit ALFABETA.  Bandung
Soemadji. 2001. Zoologi. Pusat Penelitian Universitas Terbuka . Jakarta
Sunarto dan B. Agung Hartono. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar