MAU TAU FB ADMIN KLIK DISINI
MAU REQUEST MAKALAH YANG KALIAN INGINKAN SILAHKAN DAFTAR DAN TULIS JUDUL MAKALAH YANG KALAIAN INGINKAN DISINI
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas pertolongan, rahmat dan
karuniaNYA penyusuna makalah ini selesai kami susun sesuai dengan apa yang
diharapkan, dan tak lupa kami ucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut
membantu penyusunan makalah tentang “PORIFERA”
Penyusunan makalah ini tidak lain
bertujuan untuk mengenalkan tentang porifera dikalangan pelajar dan generasi
muda dan yang terakhir kami sebagai penulis tidak lupa mohon saran dan kritik
dari segala kekurangan baik itu dari susunan makalah, isi ataupun kosa kata
yang terdapat pada makalah ini.
Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
pengantar....................................................................................................................... 1
Daftar
isi................................................................................................................................ 2
BAB I
a)
Latar Belakang........................................................................................................... 3
b)
Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
c)
Tujuan........................................................................................................................ 4
d)
Manfaat...................................................................................................................... 4
BAB II
PORIFERA
PORIFERA
a)
Karakteristik Umum.................................................................................................. 5
b)
Ciri Tubuh.................................................................................................................. 5
c)
Contoh Contoh Porifera............................................................................................ 6
d)
Proses Pencernaan Makanan...................................................................................... 8
e)
Sistem Pernafasan...................................................................................................... 8
f)
Sistem EskresI........................................................................................................... 8
g)
Sistem Reproduksi..................................................................................................... 9
h)
Sistem Saluran Air..................................................................................................... 10
i)
Sistematika................................................................................................................. 11
j)
Peranan...................................................................................................................... 13
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
a.
Kesimpulan................................................................................................................ 14
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Porifera atau biasa disebut sebagai
hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti
membawa atau mengandung. Contoh dari porivera adalah sponsa. Sponsa merupakan
hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui
kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian
besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera
mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di
dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring
ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat ”menangkap” partikel makanan.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat ”menangkap” partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh
kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel
yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium
karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat
yang disebut spongin. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah
tropis. Bila sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu subsurat,
harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain. Untuk tujuan
itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan bebas. Larva
tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang
sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan dewasa. Berdasar
fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah salah satu hewan
yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada hewan yang
berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat yang agak
unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli taksonomi, porifera
dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut parasoa.
B. Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana karakteristik umum porifera?
1.2.2 Bagaimana struktur tubuh porifera?
1.2.3 Bagaimana proses pencernaan makanan porifera?
1.2.4 Bagaimana sistem pernafasan porifera?
1.2.5 Bagaimana sistem ekskresi porifera?
1.2.6 Bagaimana sistem reproduksi porifera?
1.2.7 Bagaimana sistem saluran air porifera?
1.2.8 Bagaimana sistematika porifera?
1.2.9 Apa saja manfaat porifera?
1.2.2 Bagaimana struktur tubuh porifera?
1.2.3 Bagaimana proses pencernaan makanan porifera?
1.2.4 Bagaimana sistem pernafasan porifera?
1.2.5 Bagaimana sistem ekskresi porifera?
1.2.6 Bagaimana sistem reproduksi porifera?
1.2.7 Bagaimana sistem saluran air porifera?
1.2.8 Bagaimana sistematika porifera?
1.2.9 Apa saja manfaat porifera?
C. Tujuan
1.3.1
Agar siswa dapat menjelaskan karakteristik umum porifera.
1.3.2 Agar siswa dapat menjelaskan struktur tubuh porifera.
1.3.3 Agar siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan porifera.
1.3.4 Agar siswa dapat menjelaskan sistem pernafasan porifera.
1.3.5 Agar siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi porifera.
1.3.6 Agar siswa dapat menjelaskan sistem reproduksi porifera.
1.3.7 Agar siswa dapat menjelaskan sistem saluran air porifera.
1.3.8 Agar siswa dapat menjelaskan sistematika porifera.
1.3.9 Agar siswa dapat menjelaskan manfaat porifera.
1.3.2 Agar siswa dapat menjelaskan struktur tubuh porifera.
1.3.3 Agar siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan porifera.
1.3.4 Agar siswa dapat menjelaskan sistem pernafasan porifera.
1.3.5 Agar siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi porifera.
1.3.6 Agar siswa dapat menjelaskan sistem reproduksi porifera.
1.3.7 Agar siswa dapat menjelaskan sistem saluran air porifera.
1.3.8 Agar siswa dapat menjelaskan sistematika porifera.
1.3.9 Agar siswa dapat menjelaskan manfaat porifera.
D. Manfaat
1.4.1
Siswa dapat menjelaskan karakteristik umum porifera.
1.4.2 Siswa dapat menjelaskan struktur tubuh porifera.
1.4.3 Siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan porifera.
1.4.4 Siswa dapat menjelaskan sistem pernafasan porifera.
1.4.5 Siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi porifera.
1.4.6 Siswa dapat menjelaskan sistem reproduksi porifera.
1.4.7 Siswa dapat menjelaskan sistem saluran air porifera.
1.4.8 Siswa dapat menjelaskan sistematika porifera.
1.4.9 Siswa dapat menjelaskan manfaat porifera.
1.4.2 Siswa dapat menjelaskan struktur tubuh porifera.
1.4.3 Siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan porifera.
1.4.4 Siswa dapat menjelaskan sistem pernafasan porifera.
1.4.5 Siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi porifera.
1.4.6 Siswa dapat menjelaskan sistem reproduksi porifera.
1.4.7 Siswa dapat menjelaskan sistem saluran air porifera.
1.4.8 Siswa dapat menjelaskan sistematika porifera.
1.4.9 Siswa dapat menjelaskan manfaat porifera.
BAB II
PORIFERA
A.
Karakteristik Umum
Porifera
(Latin: Porus = Pori, fer = membawa),
tubuhnya berpori, diploblastik, simetri radial, tersusun atas sel-sel yang
bekerja secara mandiri (belum ada koordinasi antar sel yang satu dengan sel-sel
lainnya). Fase dewasa bersifat sesil (menetap pada suatu tempat tanpa
mengadakan perpindahan), dan berkoloni. Habitat umumnya air laut dan ada yang
di air tawar (Famili Spongilidae). Bentuk tubuh: kipas, jambangan
bunga, batang, globular, genta, terompet, dan lain-lain. Warna tubuh: kelabu,
kuning, merah, biru, hitam, putih keruh, coklat, jingga (sering berubah
tergantung tempat sinar). Mempunyai rongga sentral (spongoscoel). Jika disentuh terasa kenyal seperti
sepon.
Porifera
merupakan hewan multiseluler yang paling
sederhana. Porifera sudah terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi), hal ini mencirikan organisme tersebut
mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari Filum Protozoa. Porifera hidup secaraheterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton.
Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut
juga sebagai pemakan cairan.
B. Ciri Ciri Tubuh
Tubuhnya dipoblastik, tersusun atas:
Lapisan luar (epidermis = epithelium dermal). Terdiri atas pinakosit = pinako-derma (berbentuk sel-sel polygonal yang merapat);Lapisan dalam, terdiri atas jajaran sel berleher (koanosit). Sel koanosit berfungsi sebagai organ respirasi dan mengatur pergerakan air. Di antara lapisan luar dan lapisan dalam terdapat mesophyl (mesoglea). Di dalam mesoglea terdapat organel-organel:
Gelatin protein matrik
Amubosit (sifatnya mobil/mengembara). Sel amubosit berfungsi untuk: (1) transportasi O2 dan zat-zat makanan, (2) eksresi dan (3) penghasil gelatin.
Arkeosit merupakan sel amubosit yang tumpul dan dapat membentuk sel-sel reproduktif.
Porosit / miosit terletak di sekitar pori dan berfungsi untuk membuka dan menutup pori.Skleroblast berfungsi membentuk spikula.
Spikula merupakan unsur pembentuk tubuh.
C.Contoh-Contoh Dari Porifera
Lapisan luar (epidermis = epithelium dermal). Terdiri atas pinakosit = pinako-derma (berbentuk sel-sel polygonal yang merapat);Lapisan dalam, terdiri atas jajaran sel berleher (koanosit). Sel koanosit berfungsi sebagai organ respirasi dan mengatur pergerakan air. Di antara lapisan luar dan lapisan dalam terdapat mesophyl (mesoglea). Di dalam mesoglea terdapat organel-organel:
Gelatin protein matrik
Amubosit (sifatnya mobil/mengembara). Sel amubosit berfungsi untuk: (1) transportasi O2 dan zat-zat makanan, (2) eksresi dan (3) penghasil gelatin.
Arkeosit merupakan sel amubosit yang tumpul dan dapat membentuk sel-sel reproduktif.
Porosit / miosit terletak di sekitar pori dan berfungsi untuk membuka dan menutup pori.Skleroblast berfungsi membentuk spikula.
Spikula merupakan unsur pembentuk tubuh.
C.Contoh-Contoh Dari Porifera
Porifera orange
Sponges
phylum
phylum
Phyla
red sponge
red sponge
D.
Proses Pencernaan Makanan
Porifera
bersifat holozoik, dan saprozoik. Partikel-partikel
makanan menempel pada kolar. Pada saat itu mikrovili-mikrovili koanosit
bertindak sebagai filter. Makanan yang telah di saring oleh filter tadi diolah
di dalam vakuola makanan dengan bantuan enzim-enzim pencernaan (karbohidrase, protease, dan lipase).
E.
Sistem Pernafasan
Alat
pernafasan terdiri atas sel-sel pinakosit (bagian luar) dan koanosit (bagian
dalam). Oksigen yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan
keseluruh tubuh oleh sel-selamubosit. Porifera bernapas dengan cara memasukkan
air melalui pori-pori (ostium) yang terdapat pada seluruh
permukaan tubuhnya, masuk ke dalam rongga spongocoel.
Proses pernapasan selanjutnya dilakukan oleh sel leher
(koanosit), yaitu sel yang berbatasan langsung dengan
rongga spongocoel. Perhatikan Gambar 1. Aliran air yang masuk melalui
ostium menuju rongga spongocoel membawa oksigen sekaligus zat-zat
makanan. Pengikatan O2 dan
pelepasan CO2 dilakukan oleh sel leher (koanosit).
Selain melakukan fungsi pernapasan, sel leher sekaligus melakukan proses
pencernaan dan sirkulasi zat makanan. Selanjutnya, air keluar melalui
oskulum.
F.
Sistem Ekskresi
Untuk pembuangan sisa- sisa
metabolisme atau sampah tubuh, hewan spons juga belum mempunyai alat khusus.
Dalam penelitian, ternyata zat- zat sampah yang berupa butir- butir itu
dikeluarkan dari lingkungan internal tubuhnya oleh amoebosit. Kemudian, ke luar
bersama aliran air melewati oskulum.
Seperti
halnya Protozoa, maka proses pengaturan kadar air di dalam tubuh spons ini pun
diatur oleh vakuola denyut. Mekanisme pengaturan kadar air dalam tubuh Porifera
yang hidup di air laut tidak sehebat bila dibandingkan dengan Porifera yang
hidup di air tawar. Oleh sebab itu, kadar kandungan vakuola denyut yang ada
pada tubuh Porifera air tawar akan lebih banyak bila dibandingkan dengan
Porifera Laut. (Kastawi dkk.2003)
Porifera banyak menghasilkan spikula
yang dihasilkan oleh scleroblast (bagian dari gelatin mesenkim). Hasil
sekresi yang berupa silika (zat kersik) atau karbonat (zat kapur) ini
memiliki bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk monakson,
tetrakson, poliakson, heksakson, atau benang-benang spongin.
Spikula merupakan struktur tubuh yang berperan penting untuk
membedakan jenis-jenis Porifera. Bentuk dan kandungan spikula ini
digunakan sebagai dasar klasifikasi Porifera.
G.
Sistem Reproduksi
Porifera
berkembang biak melalui dua cara,pertama secara seksual, dan yang kedua secara non seksual.
1.Perkembangbiakkan
secara seksual
Perkembangan
secara seksual ini belum dilakukan dengan alat kelamin yangkhusus.Ovum dan
spermatozoidnya berkembang dari sel-sel amubosit khusus
yang disebut arkeosit.Ovum yang belum dibuahi
atau yang sudah dibuahi oleh spermatozoid tetap tinggal didalam tubuh induknya
(mesoglea).Setelah terjadi pembuahan, maka zygot akan mengadakan pembelahan
berulang kali,akhirnya terbentuk larva berambut getar yang disebut amphiblastula, dkemudian ia akan keluar dari dalam
tubuhnya melaui oskulum.Setelah amphiblastula ini tiba dilinhkungan
eksternal,dengan rambut getarnya kemudian ia akan berenang-renang mencari
lingkungan hidupnya (kaya dengan O2 dan zat-zat makanan).Larva ini kemudian
akan berubah menjadi parenchymula.Bila
telah menemukan tempat yang sesuai,maka ia akan melekatkan diri pada suatu
objek tertentu dan selanjutnya tumbuh menjadi porifera baru.
2.Non
Seksual
Perkembangan
secara non seksual dilakukan secara : (1) membentuk tunas atau kuncup kearah
luar yang kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu
baru;dan (2) dengan membentuk kuncup kearah dalam (gemul=butir benih).Cara
ini terjadi sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan yang
kurang menguntungkan.Gemuldibentuk dari sel arkeosit, dikelilingi oleh dinding tebal dari
kitin dan diperkuat oleh spikula,serta dilengkapi oleh
zat makanan.Cara reproduksi demikian umumnya ditemukan pada Porifera
yang hidup di air tawar.
H. Sistem Saluran Air
Porifera
mempunyai sistem saluran air, ada yang kompleks tetapi ada pula yang sederhana.
Sistem saluran air dimulai dari pori dan diakhiri pada lubang keluar utama yang
disebut oskulum. Sebelum air dikeluarkan melalui oskulum, air
yang berasal dari segala jurusan tubuh itu terlebih dahulu ditampung di dalam
rongga sentral (spongocoel ).
Berdasarkan sistem salurannya
tersebut kita dapat membedakan Porifera menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Tipe
ascon : Merupakan Poripera dengan sistem
saluran air sederhana,
misalnya Leucosolenia.
Tipe ini memiliki dinding tubuh yang
tipis dengan lubang pori yang pendek dan lurus pada porocyte
yang secara langsung spongocoel.
tipis dengan lubang pori yang pendek dan lurus pada porocyte
yang secara langsung spongocoel.
1. Tipe sycon
: Merupakan Porifera yang memiliki dua tipe saluran air, tetapi
Hanya
saluran radialnya saja yang memiliki choanocyte, misalnya
Pada Scypha.
Pada Scypha.
1. Tipe leucon
: Merupakan Poripera dengan tipe saluran air yang paling kompleks
porifera
tipe ini mempunyai lapisan mesoglea yang tebal dengan
sistem saluran air yang bercabang-cabang. Choanocyte pada
porifera tipe ini dibatasi oleh suatu rongga berflagel yang
berbentuk bulat, misalnya pada Spongia.
sistem saluran air yang bercabang-cabang. Choanocyte pada
porifera tipe ini dibatasi oleh suatu rongga berflagel yang
berbentuk bulat, misalnya pada Spongia.
Fungsi
aliran ini adalah: (1) sebagai sarana dalam penyelenggaraan pertukaran zat
(partikel-partikel makanan, O2, CO2, dan zat-zat sisa metabolisme dari daerah eksternal
ke daerah internal dan sebaliknya; (2) sebagai sarana dalam pengeluaran
benda-benda reproduktif dan penyebaran generasi. Sehubungan dengan aliran air
ini, Porifera dalam ukuran sedang (10 cm), setiap harinya tidak kurang dari
2640 m3 air keluar masuk melalui tubuhnya. Pada leuconia (leucandra), bertipe
leucon dengan tinggi 10 cm diameter 1 cm, dengan jumlah flagel 2.250.000,
ternyata dapat memompa air sebanyak 22,5 liter/ hari, dan kecepatan air yang keluar
dari oskulum sebesar 8,5 cm/ detik.
I.
Sistematika
Berdasarkan bahan pembentuk kerangka
tubuhnya serta spikula, porifera terdiri atas 3 kelas dan 12 ordo,
1. Kelas Calcarea atau Calcispongia
Hewan
spons anggota dari kelas Calcarea memiliki spikula yang terbuat dari senyawa
karbon carbonat (CaCO3) sehingga disebut juga dengan
spons kalkareus (spons kapur). Semua spikulanya berbentuk relative sama dengan
bentuk monaxon atau 3 sudut atau 4 sudut (triaxon dan tetraxon) yang adanya
secara terpisah. Serabut-serabut sponging biasanya tidak ada. Ada yang memiliki
tipe saluran air mulai dari askonoid, silkonoid dan leukonoid. Warna tubuh
anggota Calcarea ada yang abu-abu gelap, kuning menyala, merah atau seperti
warna bunga lavender. Ukuran tubuhnya relative kecil dengan tinggi tidak lebih
dari 10 cm. hidupnya dapat ditemukan di sebagian laut di dunia, khususnya di
perairan pantai yang dangkal.
Dalam kelas Calcarea terdapat 2 ordo
yaitu :
a) Asconosa (tipe askon yang kemudian berubah
menjadi tipe rhagon/leucon). Contoh spesies: Leucosolenia.
b) Syconosa (tipe sikon, tetapi kemudian berubah
menjadi tipe rhagon/leucon).
Contoh spesies: Scypha.
1. Kelas Hexactinellida atau
Hyalospongiae
Hewan-hewan
spns anggota dari kelas Hexactinellida sering dikenal sebagai spons kaca. Nama
Hexactinellida diturunkan dari kenyataan bahwa spikula-spikulanya bertipe
triakson dengan 6 ujung/cuatan atau keliatannya. Serabut-serabut silica tampak
seperti penyekat, karenanya disebut spons kaca. Bentuk tubuhnya menyerupai vas
bunga, cangkir atau kendi dengan tinggi sekitar 10-30 cm. spongocoel-nya sangat
berkembang dan oskulumnya tertutup oleh plat seperti ayakan. Warna tubuhnya
pucat. Contoh yang terkenal dari kelas ini adalah Euplectella aspergillum (keranjang bunga venus),Hyalonema longissimum.
Struktur histologist berbeda dengan
spons-spons yang lain. Seluruh permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air
tertutupi bukan oleh pinakoderm melainkan oleh bingkai benang-benang synsytium
yang melewati tonjolan-tonjolan spikula panjang.
Hexactinellida
umumnya hidup pada laut sampai ke dalaman 200-1000 m, bahkan kadang-kadang
dapat tertangkap (ditemukan) pada zona abisal (bagian laut paling dalam).
Penyebarannya kosmopolit, karena dapat ditemukan di seluruh laut di dunia, hanya
umumnya dominan di laut Antartika. Beberapa spesies udang (Spongicola venusta), Crustacea (Chorilla) dan Isopoda (Aega) dapat
hidup secara komensal di dalam spongocoel Eup;ectella.
1. Kelas Demospongiae
Kelas
ini memiliki tubuh yang terdiri atas serabut atau benang- benang spongin
tanpa skeleton. Kadang-kadang dengan spikula dari bahan zat kersik. Tipe
aliran airnya adalah leukon. Demospongia merupakan kelas dari Porifera
yang memiliki jumlah anggota terbesar. Sebagian besar anggota Desmospongia
berwarna cerah, karena mengandung banyak pigmen granula dibagian sel
amoebositnya. Contoh kelas ini antara lain Suberit sp., Cliona sp., Microciona sp., Spongilla lacustris, Chondrilla sp.,
danCallyspongia sp.
Penyebarannya
ditemukan mulai dari laut dangkal sampai laut dalam. Warna tubuhnya cerah yang
diakibatkan oleh adanya granula-granula pigmen warna di amebosit. Tipe spikula
dari spons Demospongiae sangat bervariasi mulai dari spikula silica, serabut
sponging, atau kombinasinya keduanya. Kecuali dari genus Oscarella yang unik karena tidak memiliki
spikula-spikula maupun serabut sponging. Spikula Demospongiae berbeda dengan
Hexactinellida dalam hal besarnya ukuran spikula silica monakson atau tetrakson
(tidak pernah triakson). Jika spikula dan serabut sponging ada maka biasanya
spikula saling berhubungan atau terbenam dalam serabut sponging.
Semua
anggota Demospongiae saluran airnya bertipe leukonoid dan eukonoid dan
berbentuk irregular. Beberapa jenis ada yang berbentuk lembaran menempel pada
substrat seperti Chondrilla, ada yang
bercabang-cabang, ada yang berbentuk lembaran seperti Phillspongiae, ada yang berbentuk globe atau
seperti cangkir, contohnya Peterion, atau
berbentuk tubuler seperti Callispongia. Bentuk
yang bervariasi tersebut mencrminkan adaptasinya terhadap keterbatasan ruang,
substrat dan arus air. Ada suatu sebutan spons pengali, yang mampu mengebor
sustrat coral atau cangkang Mollusca, seperti Cliona lampa dan Cliona celata.
Dua family kelas Demospongiae yang
hidup di air tawar. Family Spongillidae sebagian besar anggotanya hidup di air
tawar, khususnya danau,sungai atau kolam yang tidak keruh. Pola pertumbuhannya
berbentuk “encrusting”. Kadang-kadang
berwrna hijau karena berendosimbiosis dengan Zoochlorella. Bahkan pertumbuhan
spons dapat terhambat jika jumlah Zoochlorella kurang dari separuh. Contoh
spesies yang hidup di air tawar antara lain: Spongilla lacustris, banyak
di tempat yang bercahaya, dan Spongilla fragilis, umumnya
menghindai adanya cahaya matahari
Family Spongiidae terdiri atas spesies-spesies
yang terdapat di perairan tawar. Beberapa jenis diambil sebagai spons untuk
mandi. Skeleton biasanya terdiri atas serabut sponging. Spongia dan Hipospongia
merupakan dua genera dari kelas Demospongia yang memiliki nilai komersial.
Selain tiga kelas Porifera yang
disebutkan beberapa ahli menambahkan satu kelas, yakni kelas Sclerspongia.
Anggota dari kelas ini meliputi sebagian kecil hewan spons, yang biasanya hidup
di celah-celah atau goa terumbui karang. System saluran airnya bertipe leukonoid.
Menurut Storer dan Usinger (1957) spikulanya terbuat dari Kristal kalsium
karbonat, namun buku lain ada yang menyebutkan terbuat dari silica atau serabut
spongin. Spikula ini ditemukan di sekeliling jaringan hidup. Sementara beberapa
ahli lain memasukkan kelompok ini sebagai anggota dari kelas Demospongia.
J.
Peranan
Peranan Porifera, antara lain:
1. Spons mandi dan alat penggosok.
2. Potensi obat penyakit kanker.
3. Sebagai makanan hewan laut lainnya.
4. Sebagai sarana kamuflase bagi
beberapa hewan laut.
5. Sebagai hiasan akuarium.
6. Dijadikan obat kontrasepsi (KB).
7. Sebagai campuran bahan industri
(kosmetik).
8. Pengisi jok kendaraan bermotor.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Porifera (Latin: Porus = Pori, fer = membawa),
tubuhnya berpori, diploblastik, simetri radial, tersusun atas sel-sel yang
bekerja secara mandiri Fase dewasa bersifat sesil, dan berkoloni. Habitat
umumnya air laut dan ada yang di air tawar. Memiliki berbagai macam bentuk dan
Warna. Mempunyai rongga sentral (spongoscoel). Jika
disentuh terasa kenyal seperti sepon. Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera sudah
terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi).
Porifera hidup secara heterotrof.
Makanannya adalah bakteri dan plankton, porifera disebut juga sebagai pemakan cairan.
2. Lapisan luar terdiri atas pinakosit.
Lapisan dalam, terdiri atas koanosit. Di antara
lapisan luar dan lapisan dalam terdapat mesophyl (mesoglea). Di dalam mesoglea terdapat organel-organel: Gelatin protein matrik, Amubosit, Arkeosit, Porosit, Skleroblast
dan Spikula.
3. Porifera bersifat holozoik, dan saprozoik. Partikel-partikel
makanan menempel pada kolar. Pada saat itu mikrovili-mikrovili koanosit
bertindak sebagai filter. Makanan yang telah di saring oleh filter tadi diolah
di dalam vakuola makanan dengan bantuan enzim-enzim pencernaan (karbohidrase, protease, dan lipase).
4. Alat pernafasan terdiri atas sel-sel
pinakosit (bagian luar) dan koanosit (bagian dalam).
5. Untuk pembuangan sisa- sisa
metabolisme atau sampah tubuh, hewan spons juga belum mempunyai alat khusus.
Dalam penelitian, ternyata zat- zat sampah yang berupa butir- butir itu
dikeluarkan dari lingkungan internal tubuhnya oleh amoebosit. Kemudian, ke luar
bersama aliran air melewati oskulum.
6. Berdasarkan sistem saluran kita
dapat membedakan Porifera menjadi tiga tipe, yaitu ascon, sycon, dan leucon.
7. Berdasarkan bahan pembentuk kerangka
tubuhnya serta spikula, porifera terdiri atas 3 kelas, yaitu Kelas Calcarea
atau Calcispongia, Kelas Hexactinellida atau Hyalospongiae dan Kelas
Demospongiae
8. Peranan Porifera, antara lain: Spons
mandi dan alat penggosok, Potensi obat penyakit kanker, Sebagai makanan hewan
laut lainnya, Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut., Sebagai
hiasan akuarium, Dijadikan obat kontrasepsi (KB), Sebagai campuran bahan
industri (kosmetik), Pengisi jok kendaraan bermotor,dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim A. 2014.
file:///E:/filum-porifera-hewan-berpori-pori.html Diakses tanggal 1 Maret
2014
Anonim B. 2014
file:///E:/filum-porifera-pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-reproduksi-contoh.html Diakses
Tanggal 1 Maret 2014
Anonim C. http://imamfends.blogspot.com/2011/03/makalah-porifera.html
diakses tanggal 3/3/2014 pukul 22.30
Anonim D. http://pt.aliexpress.com/item/Porifera-natural-sponge-baby-bath-ball-honeycomb-sponge/990069524.html
Anonim F. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/sistem-pernapasan-pada-porifera.html#ixzz2uOGMpu6E
Asrori, Muhammad. 2005. Perkembangan Peserta Didik.
Malang: Wineka Media
Demospongiae. 2014. file:///E:/Demospongiae.htm Diakses
tanggal 1 Maret 2014
Hibberd, Ty. Moore, Kirriliy. 2009. HIMI Benthic Invertebrate Field Guide. Australian
Antartic Division. Kingston
Kastawi, Yusuf dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang
:JICA Experts CPIU
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Penerbit
ALFABETA. Bandung
Soemadji. 2001. Zoologi. Pusat
Penelitian Universitas Terbuka . Jakarta
Sunarto dan B. Agung Hartono. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar